Aktivitas Penimbunan Jalur Rel Kereta Api di Area Persawahan Rugikan Petani Pangkep
KORANPANGKEP.CO.ID - Warga Kelurahan Biraeng, Kecamatan Minasatene, kabupaten Pangkajene (Pangkep) mengeluhkan ke dampak pembangunan dan aktivitas penimbunan jalur kereta api yang ada didaerahnya, pasalnya aktivitas penimbunan tersebut saat ini tumpukan tanah rel kereta api menutupi akses jalan menuju area persawahan warga.
Salah seorang petani bernama Hafidruddin, mengaku dirinya dan para petani sangat dirugikan karena harus melalui jalur yang lebih jauh, untuk bisa sampai di sawah milik mereka. terlebih lagi ketika harus membawa hasil pertanian, pupuk, dan alat pertanian ke areal persawahan
"Itu pembangunan rel kereta api, menutupi jalan ke sawah, jadi kita dengan hasil tani, pupuk maupun alat pertanian membawanya harus putar jauh baru sampai ke lokasi," kata Hafid d, Selasa (29/9/2020).
Bukan hanya itu dampak lain yang timbul yakni beban biaya produksi sudah dipastikan juga meningkat, seperti ketika membawa mesin traktor kesawah harus menjalankan lebih jauh sehingga ongkos BBM yang dikeluarkan semakin membengkak, begitupun dengan hasil pertanian dan pupuk jika memakai jasa buruh panggul kesawah juga akan minta tambahan biaya.
"Saat ini biaya solar mesin traktor yang kita pakai meningkat 200 persen, begitu juga ketika menyuruh orang membawakan pupuk dan hasil panen gabah kelokasi atau ketepi jalan raya mereka minta tambah upah, dan itu wajar karena mereka harus berjalan memikul gabah atau pupuk lebih jauh dari biasanya," Ungkapnya
Bukan hanya itu warga juga menghawatirkan pada saat musim hujan nanti sawah mereka tenggelam dan mengakibatkan padi mereka mati karena kelebihan air, sebab pada musim hujan sebelum ada jalur ereta menutupi akses jalan dan jalur menuju saluran air persawahan saja sering kebanjiran ditempat tersebut.
"Dulu saja kalau musim hujan sering sawah kebanjiran akibat genangan air hujan tak mampu ditampung oleh saluran air, apalagi ini sebagian sawah jalur pembuangan airnya kesaluran persawahan banyak yang tertutup karena lokasihnya di belah dan ditutupi oleh jalur kereta api." terangnya
Namun demikian kedepannya hafiruddin berharap agar pemerintah memperhatikan dampak yang bakal timbul dan merugikan petani diperhatikan, seperti membuat jalan terowongan untuk menyeberang agar akses jalan tidak terlalu jauh kesawah mereka.
Begitupun saluran air yang berada di sisi kanan jalur rel kereta api saat ini, agar juga membuat saluran serupa disisi kirinya agar pada saat hujan sawah mereka tak kebanjiran dan padi mereka tak mati karena kelebihan Air.
"AMDAL harus diperhatikan, jadi kami masyarakat minta tolong kalau bisa dibuatkan jalan terowongan, dan saluran Air serupa disisi sebelah rel kereta, agar kami tidak merugi dan hasil panen kami bisa seperti sedia kala tak kekurangan air dimusim kemarau dan kelebihan air dimusim penghujan" pungkasnya.
(ADM-KP)
Salah seorang petani bernama Hafidruddin, mengaku dirinya dan para petani sangat dirugikan karena harus melalui jalur yang lebih jauh, untuk bisa sampai di sawah milik mereka. terlebih lagi ketika harus membawa hasil pertanian, pupuk, dan alat pertanian ke areal persawahan
"Itu pembangunan rel kereta api, menutupi jalan ke sawah, jadi kita dengan hasil tani, pupuk maupun alat pertanian membawanya harus putar jauh baru sampai ke lokasi," kata Hafid d, Selasa (29/9/2020).
Bukan hanya itu dampak lain yang timbul yakni beban biaya produksi sudah dipastikan juga meningkat, seperti ketika membawa mesin traktor kesawah harus menjalankan lebih jauh sehingga ongkos BBM yang dikeluarkan semakin membengkak, begitupun dengan hasil pertanian dan pupuk jika memakai jasa buruh panggul kesawah juga akan minta tambahan biaya.
"Saat ini biaya solar mesin traktor yang kita pakai meningkat 200 persen, begitu juga ketika menyuruh orang membawakan pupuk dan hasil panen gabah kelokasi atau ketepi jalan raya mereka minta tambah upah, dan itu wajar karena mereka harus berjalan memikul gabah atau pupuk lebih jauh dari biasanya," Ungkapnya
Bukan hanya itu warga juga menghawatirkan pada saat musim hujan nanti sawah mereka tenggelam dan mengakibatkan padi mereka mati karena kelebihan air, sebab pada musim hujan sebelum ada jalur ereta menutupi akses jalan dan jalur menuju saluran air persawahan saja sering kebanjiran ditempat tersebut.
"Dulu saja kalau musim hujan sering sawah kebanjiran akibat genangan air hujan tak mampu ditampung oleh saluran air, apalagi ini sebagian sawah jalur pembuangan airnya kesaluran persawahan banyak yang tertutup karena lokasihnya di belah dan ditutupi oleh jalur kereta api." terangnya
Namun demikian kedepannya hafiruddin berharap agar pemerintah memperhatikan dampak yang bakal timbul dan merugikan petani diperhatikan, seperti membuat jalan terowongan untuk menyeberang agar akses jalan tidak terlalu jauh kesawah mereka.
Begitupun saluran air yang berada di sisi kanan jalur rel kereta api saat ini, agar juga membuat saluran serupa disisi kirinya agar pada saat hujan sawah mereka tak kebanjiran dan padi mereka tak mati karena kelebihan Air.
"AMDAL harus diperhatikan, jadi kami masyarakat minta tolong kalau bisa dibuatkan jalan terowongan, dan saluran Air serupa disisi sebelah rel kereta, agar kami tidak merugi dan hasil panen kami bisa seperti sedia kala tak kekurangan air dimusim kemarau dan kelebihan air dimusim penghujan" pungkasnya.
(ADM-KP)