Ber Tagline Religius, Pemkab Pangkep Tak Perhatikan Masjid Tua Yang Tak Beratap
KORANPANGKEP.CO.ID - Miris betul melihat bangunan masjid tua peninggalan jaman penjajahan Jepang yang hingga kini masih digunakan warga di Desa Bulu Cindea Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep) untuk beribadah shalat lima waktu, kondisinya sungguh memprihatinkan dan tak mendapat perhatian dari pemerintah setempat yang ber tagline kabupaten religius tersebut .
Padahal anggara pembangunan sosial keagamaan dan pembangunan masjid di Dinas Sosial Pemkab Pangkep terbilang tinggi hal ini terbukti pemkab Pangkep justru membangun beberapa Masjid baru di tahun anggaran 2020 ini, serta banyaknya masjid=masjid besar mendapat kucuran dana kas masjid.
Begitupun dengan perusahan semen terbesar di Indonesia Timur yakni PT. Semen Tonasa rupanya juga luput dari bantuan CSR nya yang juga punya anggaran bantuan Masjid, padahal daerah tersebut masuk dalam kawasan lingkar 9 penerima bantuan CSR.
Begitupula dengan Anggaran desa Bulu Cindea juga terbilang besar hingga Rp.2 miliar dalam anggaran tesebut juga dianggarakan untuk kegiatan keagamaan, namun sayang bahkan pihak kepala desa pun rupanya lupa mengalokasikan anggaran terhada Masjid bersejarah jaman penjajahan jepang didaerah tersebut
Dari pantauan awak media nampak masjid yang sudah berumur 90 tahun itu bangunannya sudah hampir roboh bahkan sudah tidak mempunyai atap, dan sudah tidak layak lagi, Namun demikian masyarakat tidak punya pilihan lain selain tetap menggunakan masjid tersebut untuk aktivitas peribadatan masyarakat kampung setempat sebab masjid tersebut satu satunya yang dimiliki warga.
"Memang tidak layak. Tetapi ini satu-satunya masjid disini. Sudah sering diaspirasikan ke pemerintah setempat. Tetapi tidak ada respon sampai sekarang," kata Abdul Habo salah seorang warga setempat.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Perhimpunan Remaja Masjid (Prima) Dewan Masjid Indonesia (DMI) Pangkep, Muabbir mengungkap, pemerintah harus berupaya untuk membangun masjid yang layak atau merenovasi masjid tersebut, agar dapat digunakan warga dengan baik untuk ibadah.
"Pemerintah harus peka, melihat kondisi masjid itu, pemerintah setempat harus turun ke lapangan, kasihan masyarakat yang ada disana," jelasnya yang juga merupakan Pengurus Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Makassar Timur ini, Sabtu (18/7/2020).
Selain itu, lanjutnya, masyarakat Pangkep adalah mayoritas beragama Islam yang taat sehingga perhatian terhadap masjid mutlak dilakukan oleh pemerintah.
(ADM-KP)
Padahal anggara pembangunan sosial keagamaan dan pembangunan masjid di Dinas Sosial Pemkab Pangkep terbilang tinggi hal ini terbukti pemkab Pangkep justru membangun beberapa Masjid baru di tahun anggaran 2020 ini, serta banyaknya masjid=masjid besar mendapat kucuran dana kas masjid.
Begitupun dengan perusahan semen terbesar di Indonesia Timur yakni PT. Semen Tonasa rupanya juga luput dari bantuan CSR nya yang juga punya anggaran bantuan Masjid, padahal daerah tersebut masuk dalam kawasan lingkar 9 penerima bantuan CSR.
Begitupula dengan Anggaran desa Bulu Cindea juga terbilang besar hingga Rp.2 miliar dalam anggaran tesebut juga dianggarakan untuk kegiatan keagamaan, namun sayang bahkan pihak kepala desa pun rupanya lupa mengalokasikan anggaran terhada Masjid bersejarah jaman penjajahan jepang didaerah tersebut
Dari pantauan awak media nampak masjid yang sudah berumur 90 tahun itu bangunannya sudah hampir roboh bahkan sudah tidak mempunyai atap, dan sudah tidak layak lagi, Namun demikian masyarakat tidak punya pilihan lain selain tetap menggunakan masjid tersebut untuk aktivitas peribadatan masyarakat kampung setempat sebab masjid tersebut satu satunya yang dimiliki warga.
"Memang tidak layak. Tetapi ini satu-satunya masjid disini. Sudah sering diaspirasikan ke pemerintah setempat. Tetapi tidak ada respon sampai sekarang," kata Abdul Habo salah seorang warga setempat.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Perhimpunan Remaja Masjid (Prima) Dewan Masjid Indonesia (DMI) Pangkep, Muabbir mengungkap, pemerintah harus berupaya untuk membangun masjid yang layak atau merenovasi masjid tersebut, agar dapat digunakan warga dengan baik untuk ibadah.
"Pemerintah harus peka, melihat kondisi masjid itu, pemerintah setempat harus turun ke lapangan, kasihan masyarakat yang ada disana," jelasnya yang juga merupakan Pengurus Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Makassar Timur ini, Sabtu (18/7/2020).
Selain itu, lanjutnya, masyarakat Pangkep adalah mayoritas beragama Islam yang taat sehingga perhatian terhadap masjid mutlak dilakukan oleh pemerintah.
(ADM-KP)